MAKALAH
MENUMBUHKAN
KERJASAMA ANTAR ANGGOTA KELOMPOK DEMI TERCAPAINYA TUJUAN BERSAMA
Guna memenuhi tugas Mata Kuliah Teknik dan Lab. Konseling
Dosen Pengampu : Dra. Purwati, MS /
Budi Asnawi, M. Pd.
Disusun
oleh :
IKA CAHYA SISKIANA W 09.0301.0078
PROGRAM
STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAGELANG
2011/
2012
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr.Wb.
Segala
puji penulis haturkan atas kehadirat Allah SWT, sehingga penulis
diberikan kesehatan dan kesanggupan untuk menyelesaikan penyusunan makalah
ini. Sholawat dan salam kepada Rasulullah
SAW. Berkat limpahan rahmat-Nya penulis
mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Menumbuhkan Kerjasama Antar Anggota Kelompok Demi Tercapainya Tujuan
Bersama”
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis akan mengucapkan rasa terimakasih kepada :
1.
Ibu Purwati, MS dan Bp Budi Asnawi,
M.Pd. selaku Dosen pada mata kuliah Tekhnik dan Laboratorium Konseling 1
2.
Bapak dan Ibu kami yang selalu
memberikan dorongan baik secara materiil ataupun spiritual
3.
Teman-teman yang selalu memberikan
kritik dan saran dalam penyusunan makalah ini.
Dan
tentunya makalah ini masih sangat jauh dari
sempurna. Untuk itu saran dan kritiknya demi
perbaikan pembuatan makalah saya di masa
yang akan datang.
Wassalamualaikum
Wr.Wb.
Magelang, 03 Januari 2012
Penulis
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Pekerjaan
yang dilakukan secara bersama-sama akan mencapai hasil yang lebih baik daripada
dilakukan scara sendiri-sendiri. Begitu juga dalam sejarah, prestasi atau
keberhasilan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui kerjasama. Mengapa harus
bekerjasama ? seorang psikolog industri, Peter Honey (dalam petertson,2010)
mengatakan ada beberapa alasan mengapa bekerja dalam tim sangat penting baik dalam
organisasi ataupun kelompok yaitu individu dapat belajar dengan cepat dari pada
sebagai individu sendiri.
Kecenderungan
melakukan kerjasama sudah mulai merebak di Amerika. Permainan juga dapat
melatih kerjasama, dengan permainan dapat meningkatkan kemampuan sosial
anggota, belajar bagaimana berkomunikasi , manejemen emosi, sementara itu juga
manfaat yang diraih adalah self esteem,meningkatkan
kohesivitas kelompok, penghargaan diri dan meneguhkan peran anggota dalam kelompok.
Oleh
sebab itu dalam sekolah guru pembimbing dapat memberikan layanan bimbingan
klasikal tentang pentingnya kerjasama dalam kelomok.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apakah
pengertian dari kerjasama ?
2. Apakah
manfaat dari kerjasama ?
3. Bagaimana
melakukan kerjasama yang baik dan efektif ?
C.
TUJUAN
1. Mengetahui
dan memahami pengetian dari kerjasama
2. Mengetahui
dan memahami manfaat dari kerjasama
3. Mengetahui
dan memahami bekerjasama yang baik dan
efektif
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
KERJA SAMA
Sebagai
makhluk sosial manusia tidak dapat dipisahkan dari komunitasnya dan setiap
orang di dunia ini tidak ada yang dapat berdiri sendiri melakukan segala
aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya, tanpa bantuan orang lain. Secara
alamiah, manusia melakukan interaksi dengan lingkungannya, baik sesama manusia
maupun dengan makhluk hidup lainnya. Begitupun Anda, dalam aktivitas usahanya
setiap orang selalu membutuhkan kehadiran dan peran orang lain. Tidak seorang
pengusaha atau wirausaha yang sukses karena hasil kerja atau usahanya sendiri.
Karena dalam
kesuksesan usahanya, pasti ada peran orang atau pihak lain. Oleh karena itu,
salah satu kunci sukses usaha adalah sukses dalam kerja sama usaha.
Kerja sama
pada intinya menunjukkan adanya kesepakatan antara dua orang atau lebih yang
saling menguntungkan, sebagaimana dua pengertian kerja sama di bawah ini:
a)
Moh. Jafar Hafsah menyebut kerja sama ini dengan
istilah “kemitraan”, yang artinya adalah “suatu strategi bisnis yang dilakukan
oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan
bersama dengan prisip saling membutuhkan dan saling membesarkan.”
b)
H. Kusnadi mengartikan kerja sama sebagai “dua orang
atau lebih untuk melakukan aktivitas bersama yang dilakukan secara terpadu yang
diarahkan kepada suatu target atau tujuan tertentu.”
Dari pengertian kerjasama di atas, maka ada beberapa
aspek yang terkandung dalam kerja sama, yaitu:
1.
Dua orang atau lebih, artinya kerja sama akan ada
kalau ada minimal dua orang/pihak yang melakukan kesepakatan. Oleh karena itu,
sukses tidaknya kerjasama tersebut ditentukan oleh peran dari kedua orang atau
kedua pihak yang bekerja sama tersebut.
2.
Aktivitas,
menunjukkan bahwa kerja sama tersebut terjadi karena adanya aktivitas yang
dikehendaki bersama, sebagai alat untuk mencapai tujuan dan ini membutuhkan
strategi (bisnis/usaha).
3.
Tujuan/target, merupakan aspek yang menjadi sasaran
dari kerjasama usaha tersebut, biasanya adalah keuntungan baik secara financial
maupun nonfinansial yang dirasakan atau diterima oleh kedua pihak.
4.
Jangka waktu
tertentu, menunjukkan bahwa kerja sama tersebut dibatasi oleh waktu, artinya
ada kesepakan kedua pihak kapan kerjasama itu berakhir. Dalam hal ini, tentu
saja setelah tujuan atau target yang dikehendaki telah tercapai.
B.
MANFAAT
KERJASAMA
Pihak-pihak
yang bekerja sama masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Oleh karena itu, keduanya berusaha menutupi kekurangan
masing-masing dengan kelebihan yang
dimiliki oleh pihak lain atau pihak yang bermitra. Dengan demikian, diharapkan
hasil yang dicapai dari kerja sama usaha harus lebih baik atau lebih besar
dibandingkan jika dikelola sendiri tanpa kerja sama dengan pihak lain. Jika
hasil yang diperoleh dari kerja sama tidak lebih baik bila seandainya tanpa kerjasama,
berarti kerja sama tersebut gagal
H. Kusnadi (2003)
mengatakan bahwa berdasarkan penelitian kerja sama mempunyai beberapa manfaat,
yaitu sebagai berikut:
a.
Kerja sama mendorong persaingan di dalam pencapaian
tujuan dan peningkatan produktivitas.
b.
Kerja sama mendorong berbagai upaya individu agar
dapat bekerja lebih produktif, efektif, dan efisien.
c.
Kerja sama mendorong terciptanya sinergi sehingga
biaya operasionalisasi akan menjadi semakin rendah yang menyebabkan kemampuan
bersaing meningkat.
d.
Kerja sama mendorong terciptanya hubungan yang harmonis
antarpihak terkait serta meningkatkan rasa kesetiakawanan.
e.
Kerja sama menciptakan praktek yang sehat serta meningkatkan
semangat kelompok.
f.
Kerja sama mendorong ikut serta memiliki situasi dan
keadaan yang terjadi dilingkungannya, sehingga secara otomatis akan ikut
menjaga dan melestarikan situasi dan kondisi yang telah baik.
Moh. Jafar Hafsah (2000)
melihat manfaat kerjasama, antara lain dibedakan atas:
a. Manfaat
produktivitas
Anda masih ingat mengenai produktivitas
kan, bagaimana rumusnya ?
Produktivitas adalah suatu model
ekonomi yang diperolah dari membagi output dengan input. Produktivitas = output
: input
Dengan
formulasi di atas dan sesuai dengan rumus 1 + 1 > 2 sebelumnya, maka
produktivitas dikatakan meningkat bila dengan input yang tetap diperoleh output
yang semakin besar Selain itu, produktivitas yang tinggi dapat diperoleh dengan
cara mengurangi penggunaan input (dengan syarat tidak mengurangi kualitas),
sehingga dengan output yang tetap dengan penggunaan input yang sedikit
menunjukkan adanya peningkatan produktivitas.
b. Manfaat
efisiensi
Manfaat efisiensi dapat diartikan
sebagai dicapainya cara kerja yang hemat, tidak terjadi pemborosan, dan
menunjukkan keadaan menguntungkan, baik dilihat dari segi waktu, tenaga maupun
biaya.
Ini dapat dicapai karena dalam kerja sama mengikat pihak-pihak yang bekerja
sama untuk mentaati segala kesepakatan, serta terjadi spesialisasi tugas dan tanggung
jawab sesuai dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing.
c. Manfaat
jaminan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas.
Sebagai akibat adanya manfaat produktivitas dan efisiensi, maka dengan
kerja sama akan dicapai pula manfaat kualitas, kuantitas, dan kontinuitas.
Dengan adanya penggabungan dua potensi dan kekuatan untuk menutupi kelemahan
dari masing-masing pihak yang bekerja sama (bermitra), maka akan dihasilkan
tingkat produktivitas yang tinggi dan efisiensi serta efektivitas.
Produktivitas menunjukkan manfaat kuantitas dan efisiensi serta efektivitas
menunjukkan manfaat kualitas. Dengan kualitas dan kuantitas yang dapat diterima
oleh pasar, maka akan dapat menjamin kontinuitas usaha.
d. Manfaat dalam risiko
Sebagaimana diuraikan pada kegiatan belajar 1, Kerja sama pada intinya
menunjukkan adanya kesepakatan antara dua orang atau lebih yang saling
menguntungkan dan kedua pihak memberi kontribusi atau peran yang sesuai dengan
kekuatan dan potensi masing-masing pihak, sehingga keuntungan atau kerugian yang
dicapai atau diderita kedua pihak bersifat proporsional, artinya sesuai dengan
peran dan kekuatan masing-masing. Hal ini menggambarkan bahwa dalam kerja sama,
ada rasa senasib sepenanggungan antara pihak yang bermitra. Dalam hal ini
risiko yang dihadapi termasuk resiko menderita kerugian dalam pengelolaan usaha
ditanggung bersama antara pihak yang bermitra, sehingga resiko yang ditanggung
masing-masing pihak menjadi berkurang.
Terkait dengan cara menumbuhkan semangat kerjasama di lingkungan sekolah,
Michael Maginn (2004) mengemukakan 14 (empat belas) cara, yakni:
- Tentukan tujuan bersama dengan jelas. Sebuah tim bagaikan sebuah kapal yang berlayar di lautan luas. Jika tim tidak memiliki tujuan atau arah yang jelas, tim tidak akan menghasilkan apa-apa. Tujuan memerupakan pernyataan apa yang harus diraih oleh tim, dan memberikan daya memotivasi setiap anggota untuk bekerja. Contohnya, sekolah yang telah merumuskan visi dan misi sekolah hendaknya menjadi tujuan bersama. Selain mengetahui tujuan bersama, masing-masing bagian seharusnya mengetahui tugas dan tanggungjawabnya untuk mencapai tujuan bersama tersebut.
- Perjelas keahlian dan tanggung jawab anggota. Setiap anggota tim harus menjadi pemain di dalam tim. Masing-masing bertanggung jawab terhadap suatu bidang atau jenis pekerjaan/tugas. Di lingkungan sekolah, para guru selain melaksanakan proses pembelajaran biasanya diberikan tugas-tugas tambahan, seperti menjadi wali kelas, mengelola laboratorium, koperasi, dan lain-lain. Agar terbentuk kerja sama yang baik, maka pemberian tugas tambahan tersebut harus didasarkan pada keahlian mereka masing-masing.
- Sediakan waktu untuk menentukan cara bekerjasama. Meskipun setiap orang telah menyadari bahwa tujuan hanya bisa dicapai melalui kerja sama, namun bagaimana kerja sama itu harus dilakukan perlu adanya pedoman. Pedoman tersebut sebaiknya merupakan kesepakatan semua pihak yang terlibat. Pedoman dapat dituangkan secara tertulis atau sekedar sebagai konvensi.
- Hindari masalah yang bisa diprediksi. Artinya mengantisipasi masalah yang bisa terjadi. Seorang pemimpin yang baik harus dapatmengarahkan anak buahnya untuk mengantisipasi masalah yang akan muncul, bukan sekedar menyelesaikan masalah. Dengan mengantisipasi, apa lagi kalau dapat mengenali sumber-sumber masalah, maka organisasi tidak akan disibukkan kemunculan masalah yang silih berganti harus ditangani.
- Gunakan konstitusi atau aturan tim yang telah disepakati bersama. Peraturan tim akan banyak membantu mengendalikan tim dalam menyelesaikan pekerjaannya dan menyediakan petunjuk ketika ada hal yang salah. Selain itu perlu juga ada konsensus tim dalam mengerjakan satu pekerjaan..
- Ajarkan rekan baru satu tim agar anggota baru mengetahui bagaimana tim beroperasi dan bagaimana perilaku antaranggota tim berinteraksi. Yang dibutuhkan anggota tim adalah gambaran jelas tentang cara kerja, norma, dan nilai-nilai tim. Di lingkungan sekolah ada guru baru atau guru pindahan dari sekolah lain, sebagai anggota baru yang baru perlu ”diajari” bagaimana bekerja di lingkungan tim kerja di sekolah. Suatu sekolah terkadang sudah memiliki budaya saling pengertian, tanpa ada perintah setiap guru mengambil inisiatif untuk menegur siswa jika tidak disiplin. Cara kerja ini mungkin belum diketahui oleh guru baru sehingga perlu disampaikan agar tim sekolah tetap solid dan kehadiran guru baru tidak merusak sistem.
- Selalulah bekerjasama, caranya dengan membuka pintu gagasan orang lain. Tim seharusnya menciptakan lingkunganyang terbuka dengan gagasan setiap anggota. Misalnya sekolah sedang menghadapi masalah keamanan dan ketertiban, sebaiknya dibicarakan secara bersama-sama sehingga kerjasama tim dapat berfungsi dengan baik.
- Wujudkan gagasan menjadi kenyataan. Caranya dengan menggali atau memacu kreativitas tim dan mewujudkan menjadi suatu kenyataan. Di sekolah banyak sekali gagasan yang kreatif, karena itu usahakan untuk diwujudkan agar tim bersemangat untuk meraih tujuan. Dalam menggali gagasan perlu mencari kesamaan pandangan.
- Aturlah perbedaan secara aktif. Perbedaan pandangan atau bahkan konflik adalah hal yang biasa terjadi di sebuah lembaga atau organisasi. Organisasi yang baik dapat memanfaatkan perbedaan dan mengarahkannya sebagai kekuatan untuk memecahkan masalah. Cara yang paling baik adalah mengadaptasi perbedaan menjadi bagian konsensus yang produktif.
- Perangi virus konflik, dan jangan sekali-kali ”memproduksi” konflik. Di sekolah terkadang ada saja sumber konflik misalnya pembagian tugas yang tidak merata ada yang terlalu berat tetapi ada juga yang sangat ringan. Ini sumber konflik dan perlu dicegah agar tidak meruncing. Konflik dapat melumpuhkan tim kerja jika tidak segera ditangani.
- Saling percaya. Jika kepercayaan antaranggota hilang, sulit bagi tim untuk bekerja bersama. Apalagi terjadi, anggota tim cenderung menjaga jarak, tidak siap berbagi informasi, tidak terbuka dan saling curiga.. Situasi ini tidak baik bagi tim. Sumber saling ketidakpercayaan di sekolah biasanya berawal dari kebijakan yang tidak transparan atau konsensus yang dilanggar oleh pihak-pihak tertentu dan kepala sekolah tidak bertindak apapun. Membiarkan situasi yang saling tidak percaya antar-anggota tim dapat memicu konflik.
- Saling memberi penghargaan. Faktor nomor satu yang memotivasi karyawan adalah perasaan bahwa mereka telah berkontribusi terhadap pekerjaan danm prestasi organisasi. Setelah sebuah pekerjaan besar selesai atau ketika pekerjaan yang sulit membuat tim lelah, kumpulkan anggota tim untuk merayakannya. Di sekolah dapat dilakukan sesering mungkin setiap akhir kegiatan besar seperti akhir semester, akhir ujian nasional, dan lain-lain.
- Evaluasilah tim secara teratur. Tim yang efektif akan menyediakan waktu untuk melihat proses dan hasil kerja tim. Setiap anggota diminta untuk berpendapat tentang kinerja tim, evaluasi kembali tujuan tim, dan konstitusi tim.
- Jangan menyerah. Terkadang tim menghadapi tugas yang sangat sulit dengan kemungkinan untuk berhasil sangat kecil. Tim bisa menyerah dan mengizinkan kekalahan ketika semua jalan kreativitas dan sumberdaya yang ada telah dipakai. Untuk meningkatkan semangat anggotanya antara lain dengan cara memperjelas mengapa tujuan tertentu menjadi penting dan begitu vital untuk dicapai. Tujuan merupakan sumber energi tim. Setelah itu bangkitkan kreativitas tim yaitu dengan cara menggunakan kerangka fikir dan pendekatan baru terhadap masalah.
C.
BEKERJASAMA
YANG BAIK DAN EFEKTIF
Kerjasama
yang cepat dalam mencapai tujuan adalah kerjasama yang baik dan efektif
sehingga tepat sasaran. Menurut Rosemary Rein , seorang pembicara, penulis dan
konsultan pelatihan yang menulis Blueprin for Succes With Bussiness Stephen
Covey dan Ken Blanchard (dalam Petersoon 2010) mengungkapkan beberapa cara untuk
mengembangkan tim kerja yang efektif. Berikut adalah beberapa sarannya :
1.
Komunikasi kan harapan yang jelas tentang kerjasama
tim dan kolaborasi diharapkan
2.
Kerjaama sangat dihargai dan diakui, maka tidak
dikehendakiuntuk berjalan sendiri
3.
Selalu mereview hasil kelompok
4.
Memberi kesempatan dengan hal yang menyenangkan
5.
Menggunakan “ice breker” untuk menyegarkan dan
menyemangati kelompok
Rein juga menambahkan bahwa kerjasama kelompok harus berorientasi solusi,
bukan hanya berfokus pada masalah, selalu menyediakan satu solusi.
Konsultan sumberdaya manusia dan penulis Susan Heathfield juga mengatakan
bahwa penting untuk stuktur kerjasama dalam kelompok dengan benar, menjelaskan
bagaimana mereka harus bekerja dan harapan untuk masing-masing. Ada tiga syarat
yang harus dipenuhi untuk mencapai hasil yang maksimal dalam suatu kelompok
kerja yang baik yaitu :
1)
Pembagian kerja yang jelas dan sesuai. Ada prinsip
untuk hal ini yaitu the right man on the right place
2)
Bergantung kepada gaya kepemimpinan yang diterapkan
Paternalis dan otoriter à cenderung memaksa anggota kelompok
memberikan hasi yang nyata sesuai dengan target.
Laissez-faire à pemimpin tidak memberikan arahan,
sehingga akan membuang waktu yang banyak karena pola kerja dan tujuan yang
tidak jelas.
Demokratis àpemimpin mampu memotivasi para
anggota agar menghasilkan yang terbaik
3)
Komunikasi timbal diantara anggota kelompok maupun
antara anggota kelompok dengan pimpinannya
PERMAINAN
MENYEBERANG SUNGAI
Tujuan : Siswa
dilatih untuk bisa bergerak dengan cepat dan terkoordinasi tanpa harus
diberikan intruksi terus- menerus. Siswa juga harus berkonsentrasi penuh
terhadap pekerjaannya, agar mereka tidak kehilangan padding, benda berharga
yang bisa menyelamatkan kelompok mereka
Bidang Bimbingan : Pribadi,sosial,belajar
Waktu :
20 menit
Bahan/alat : Potongan
kardus,karpet sebagai padding, alas pijakan kaki
Peserta : berkelompok (7-20)
Langkah-langkah :
1. Siswa
dibagi mennjaddi beberapa kelompok dengan jumlah anggota yang sama
2. Pembimbing
membagikan potongan kardus sesuai jumlah anggota kelompok + 1 buah padding
ekstra
3. Tugas
masing-masing kelompok adalah bergerak dari titik START sampai FINISH secepat
mungkin dan jarak antara kedua titik itu diumpamakan sebagai sungai yang aliran
airnya deras. Siswa hanya bisa berdiri diatas padding yang diibaratkan sebagai
perahu.
4. Setelah
seluruh anggota kelompok berdiri diatas paddingnya masing-masing, maka tersisa
satu padding ekstra dibelakang peserta terakhir. Tugas peserta terakhir adalah
mengambil padding tersebut kemudian mengoperkannya ke depan sampai peserta
pertama bisa menggunakannya sebagai pijakan di depannya.
5.
Padding harus tetap diinjak atau di
pegang oleh peserta ketika diletakkan di tanah agar tidak terbawa arus sungai.
Jika ada peserta yang lalai tidak memegang atau menginjak padding, pembimbing
boleh mengambil sehingga perjalanan kelompok tersebut semakin susah.
Evaluasi dan refleksi :
1. Siapa
yang gagal menyeberang sungai ?
2. Siapa
yang mendominasi dalam kelompok ?
3. Apakah
makna dari permainan ini ?
Poin Pembelajaran : Melalui
berbagai pertanyaan dan diskusi guru pembimbing memfasilitasi siswa untuk
menemukan poin-poin belajar yaitu bekerjasama dalam kelompok untuk menyeberang sungai meskipun hanya
tersedia alat yang sederhana, mengandung makna bahwa perjalanan menuju tujuan
harus dilaksanakan dengan memanfaatkan alat yang tersedis disekelilinhnya. Hal
ini memerlukan kerjasama kelompok, kekompakkan demi tujuan bersama.
DAFTAR
PUSTAKA
Paterson,James.2010.Do Teams Work? Leadership for
Student Acticities.National
Association of Secondary School Principals Edition. Reston. December
2010.Vol.39,Iss 4,p.9-12
Suwarjo.2011.55
Permainan dalam Bimbingan Konseling.Yogyakarta:Paramitra Publishing
www.shvoong.com/business-management/entrepreneurship/1943515-manfaat-kerja-sama.html diakses 5 januari 2011
www.shvoong.com/business-management/entrepreneurship/1943506-pengertian-kerja-sama.html diakses 5 januari 2011
No comments:
Post a Comment